sekolahku

siswa yang cenderung terlibat tawuran

Beberapa hari lalu terjadi tawuran yang melibatkan siswa -siswa di sekolahku. Beberapa ada yang terluka. yang pasti semua itu membawa penyesalan bagi semua pihak.

Sebenarnya pemicu tawuran itu terkadang hanya masalah sepele, seperti :

1. Saling mengejek antar sekolah/bully
Sebenarnya biang kerok yang jadi provokator hanya satu atau dua orang saja, tapi selayaknya remaja yang mudah tersulut, anak - anak yang lain jadi ikut terbawa emosi. Sering terjadi si biang kerok malah hanya teriak - teriak ngomporin teman - temannya di sudut yang aman. Sementara teman - temannya 'babak belur'. Sikap tidak terpuji yang tak pantas ditiru.

2. Rebutan cewek
Di kalangan remaja laki - laki yang baru mengenal cinta, naksir cewek adalah hal yang lumrah. Satu cowok naksir satu cewek pun biasa. Begitu pun dua cowok naksir satu cewek, itu juga biasa. Tidak masalah. Yang masalah itu, jika ada masalah cinta yang berbuntut perkelahian dua orang yang menghasilkan tawuran.

3. Salah Lihat
Jangan tak percaya, jika salah lihat pun bisa menghasilkan perkelahian. Anggapan bahwa melihat berarti menantang berkelahi.

Melihat masalah yang sebenarnya simple di atas, guru - guru di sekolahku sering ngobrol untuk cari solusinya. Sebenarnya ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menekan angka tawuran, dan ini sukses diuji cobakan di sekolah temanku, yaitu;

1. Membina anak - anak yang dianggap nakal. Memberi tugas yang dapat membuat jera. Tugas yang mendidik, misal : menghapal 10 surat Al quran atau istiqfar 100 atau 1000kali.

2. Mendekati anak - anak nakal tersebut dengan memberi tugas mengawasi teman - temannya. Kita harus rajin mengontrol anak - anak tersebut. Menanyakan terkait tanggung jawabnya.

3. Berkoordinasi dengan semua pihak, guru, kajur, waka, kepsek, wali murid, dan warga sekitar. Kita wajib punya no hp semua wali murid dan warga sekitar sekolah. Jadi kita dapat selalu update keadaan siswa.

4. Pembinaan karakter
Tahap ini merupakan tahap yang paling awal dalam pendidikan peserta didik. Kesadaran akan pentingnya pembinaan karakter akan membangun karakter bangsa yang lebih mulia dan bermartabat

Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa masalah tawuran remaja yang merupakan peserta didik di sekolah adalah hasil belum terintegrasinya pendidikan akademis dengan pendidikan karakter. Hal yang sekarang terjawab dengan rasa peduli semua pihak terhadap generasi bangsa ini dengan pembinaan karakter yang menyatu dengan kurikulum pendidikan. Pembinaan karakter yang dilakukan oleh semua pihak yang harapannya dapat menciptakan generasi muda yang punya kompetensi di bidangnya serta berahlak mulia.

Comments

Popular posts from this blog

Teks MC Perpisahan Siswa Kelas XII

Saat ini kulihat dirimu duduk sendiri di sana

Bahasa Inggris Kelas XII: Offering Helps and Services